Singaraja- Program Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) berupa pengembangan usaha loloh kunyit di Desa Bemgkala, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang dilakukan akademisi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) terus berlanjut. Program ini fokus pada peningkatan produksi dan inovasi usaha di masa pandemi.
Program yang dinaungi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Undiksha ini mendapat bantuan dana dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan. Tim ini diketuai Dra. Ni Wayan Arini, M.Pd dari Prodi PGSD Undiksha, dengan anggota Dr. Dewa Bagus Sanjaya, M.Si., dari Prodi PPKn Undiksha, Drs. Dewa Nyoman Sudana, M.Pd., dari PGSD Undiksha dan Ns. Putu Agus Ariana, S.Kep.,M.Si serta Ns. Putu Indah Sintya Dewi, S.Kep, M.Si. dari STIKES Buleleng.
Ketua tim, Ni Wayan Arini, Selasa (6/10/2020) menjelaskan program ini menyasar sekelompok warga, termasuk warga tunawicara. Keterlibatan warga warga tunawicara dinyatakan sebagai bukti secara sosial ekonomi tidak ada perlakuan diskriminatif terhadapnya. Dijelaskan lebih lanjut, dalam perjalanan waktu produksi loloh kunyit masih terjerat permasalahan, diantaranya peralatan, permodalan, inovasi, dan pemasaran. “Di era pandemi sekarang kebutuhan loloh kunyit semakin meningkat. Hal tersebut menjadi perhatian tim Pengabdian kepada Masyarakat Undiksha untuk dicarikan solusinya,” jelasnya.
Pelaksanaan program ini dimulai sejak Juni 2020. Sebagai langkah awal, tim memberikan pembinaan kepada kelompok produksi sebanyak 30 orang, selama sekitar dua bulan. Awalnya pengolahan kunyit masih mempergunakan alat tradisional sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk menghasilkan produk, sehingga berimbas pada pemenuhan permintaan pasar yang terbatas. Dalam rangka meningkatkan produk, tim memberikan bantuan seperangkat peralatan. “Dari ini, kelompok juga bisa membuat variasi loloh, ada rasa madu, ada rasa kunyit, dan ada rasa daun sirih. Ini sebagai inovasi produk,” jelasnya. Sementara untuk pemasaran telah dilakukan kerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan diunggah di web. Menambah kesan menarik, tampilan kemasan juga dibuat lebih artistik. Loloh kunyit diyakini sangat bermanfaat bagi kesehatan, yaitu meningkatkan imunitas tubuh, membersihkan racun dari tubuh, meredakan nyeri haid, mengatasi keputihan, mengobati sariawan dan panas dalam, menurunkan berat badan, mencegah jerawat, keriput dan penuaan dini, mencegah stroke, mencerdaskan otak, dan sebagainya. Oleh sebab itu, produksinya diyakini mempunyai prospek yang baik. Disampaikan lebih lanjut, usaha rumah tangga ini juga telah didukung oleh tersedianya bahan baku yang ada di desa Bengkala. Sesuai data, dari luas lahan pertanian, sekitar 80 persen berisikan tanaman kunyit dengan produktivitas per tahun kisaran 20 sampai 40 ton. “Dengan keterampilan masyarakat yang semakin meningkat, kami berharap produksi loloh bisa semakin banyak,” ucap Arini.
Pelaksanaan program ini mendapat dukungan dari pemerintah desa karena dapat membantu penghasilan masyarakat, khususnya kaum perempuan. Hal tersebut ditunjukkan dengan pengadaan fasilitas untuk mendukung produksi. Pemerintah desa memfasilitasi tempat produksi, listrik, serta air yang dikelola desa. “Kami juga mengapresiasi aparat desa karena penerimaan masyarakat terhadap program ini sangat baik. Komitmen masyarakat desa, khususnya dalam pembuatan loloh kunyit ini akan menjadi salah satu modal dan kekuatan masyarakat desa Bengkala,” imbuhnya. Pelaksanaan program ini juga tetap menerapkan protokol pencegahan Covid-19. Sebagai pendukung, tim P2M menyumbangkan masker untuk kelompok usaha. (rls)