Page 55 - KELOMPOK RESEARCH & PROFILE Prodi S3 Pendidikan Bahasa Inggris
P. 55
kemampuan membaca mereka. Bu Artini menyadari bahwa di negara maju, urusan
budaya membaca adalah masalah yang serius dan ditangani oleh negara. Setiap
sekolah memiliki koleksi khusus bahan bacaan yang berjenjang dan
mengembangkan sistem ang membuat kegiatan membaca menjadi sebuah
prioritas. Di Indonesia, meskipun pemerintah berupaya keras untuk menciptakan
sistem tentang Gerakan Literasi Sekolah, tetapi implementasinya belum mendapat
perhatian yang serius.
Pada saat menempuh program Doktor di Australia, Bu Artini memiliki
kesempatan untuk menjadi guru paruh waktu sebuah sekolah dasar yang perjarak
hampir 40 km dari apartemen tempat tinggalnya. Di sekolah dasar ini dia semakin
belajar tentang strategi sekolah di Australia dalam membangun budaya membaca
peserta didiknya. Anak-anak di sekolah dijadwalkan untuk mengikuti library day
setiap hari Kamis dimana mereka membaca bebas di perpustakaan dan memilih
dan meminjam beberapa buku untuk dibawa pulang. Setiap siswa harus mengisi
reading log yang mencatat apa yang sudah dibaca dan bagaimana pendapatnya
tentang buku yang dibacanya. Bagi siswa yang belum bisa menulis, orang tua bisa
membacakan buku tersebut dan menulis di reading log. Selanjutnya setiap bulan
reading log dilihat oleh guru dan apabila siswa sudah membaca sejumlah tertentu
buku, mereka akan mendapat penghargaan dari guru. Selanjutnya kalau mereka
sudah memiliki sejumlah penghargaan dari guru, mereka mendapat penghargaan
khusus dari kepala sekolah. Lalu apabila mereka sudah memiliki sejumlah
penghargaan dari kepala sekolah, mereka bisa mendapat penghargaan dari
Menteri. Sistem ini membuat semua anak semakin termotivasi dalam membaca.
Sekolah juga bekerjasama dengan penerbit buku anak-anak sehingga mereka juga
bisa membeli buku-buku terbaru dari penulis favorit mereka dengan harga murah.
Dari pengalaman langsung di sekolah tempat mengajar dan sebagai orang tua
anak-anak yang bersekolah di sekolah dasar di Australia semakin menguatkan
pemahamannya tentang pentingnya membaca buku bagi anak-anak sejak dini dan
bagaimana sistem dirancang sedemikian rupa di tingkat sekolah sehingga semua
peserta didik memiliki budaya membaca yang kuat.
4.4 Minat belajar tentang Pendidikan Bilingual
Selain tertarik dengan bidang Early Literacy, Bu Artini juga membangun
kepakarannya di bidang Pendidikan bilingual. Hal ini diinspirasi dari adanya
keunikan situasi berbahasa sekarang ini, dimana setiap orang ter’expose’ dengan
berbagai bahasa dalam kehidupannya sehingga hampir semua orang menjadi
seorang bilingual atau bahkan multilingual. Pada saat mengikuti program S2 di La
Trobe Universiti, Bu Artini mengambil sebuah mata kuliah yang berhubungan
dengan fenomena kebahasaan yang menarik dan mulai mengamati fenomena
tersebiut di lingkungannya. Dia mengamati bagaimana anak-anak begitu cepat bisa
berbahasa Inggris saat mereka di taruh di lingkungan berbahasa Inggris. Dia juga
mengamati bagaimana anak-anak saat ermain dengan sebayanya dengan latar
belakang kebangsaan dan bahasa yang berbeda bisa dengan cepat menyesuaikan
bahasanya tanpa beban. Pada tahun 2010, Bu Artini mendapat kesempatan
mengikuti Program Academic Recharging ke Leuven, Belgia, untuk belajar tentang
kedwibahsaan (Bilingualism). Pada kesempatan ini selain mendapat pengetahuan
51