Asesmen Diri dalam Pembelajaran Daring   

Deskripsi Singkat:

Pandemi Covid 19 telah mengantarkan dunia pendidikan di Indonesia kepada perubahan paradigma pembelajaran. Pada mulanya pembelajaran didominasi oleh tatap muka di kelas,  namun pada masa pandemi ini pembelajaran daring menjadi opsi penyelenggaraan pembelajaran (School from Home). Hal ini  tentunya bagi sebagian besar pendidik maupun pembelajar merupakan suatu tantangan dimana kemandirian belajar pun  mau tidak mau menjadi salah satu tuntutan.

Dengan adanya tuntutan ini, bagi para pembelajar yang belum terbiasa untuk memiliki kemandirian belajar tentunya harus "berjuang" agar bisa "survive" dalam pembelajarannya. Untuk dapat membantu pembelajar agar dapat lebih mandiri,  asesmen diri bisa dijadikan sebagai salah satu pilihan dalam asesmen pembelajaran daring.  Diharapkan dengan terlatihnya pembelajar untuk mengenal dirinya (kelemahan dan kelebihannya)  melalui asesmen diri,  pembelajar akan menjadi lebih mandiri, percaya diri, terbuka, dan mampu merancang pembelajaran sendiri sehingga akan dapat menghantarkan pembelajar pada kesuksesan belajarnya.

Jadwal Kegiatan: Jumat, 22 Mei 2020

Jam Pelaksanaan: Jam 14.00 – 15.00 wita 


Dr. Ni Luh Putu Eka Sulistia Dewi, S.Pd. M.Pd.

Dosen Undiksha


Ni Luh Putu Eka Sulistia Dewi adalah salah satu staf pengajar di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Eka, begitu biasanya nama panggilannya, menyelesaikan studi magister dan doktornya dari Universitas Negeri Malang dengan bidang keahlian Pendidikan Bahasa Inggris. Selama bertugas di Universitas Pendidikan Ganesha sejak 2006, Eka menekuni asesmen bahasa sebagai bahan kajian penelitian maupun pengabdian pada masyarakat. Publikasinya pun, baik di jurnal maupun prosiding, seputaran area terebut. Pengalaman yang berkesan yang Eka dapatkan adalah saat mendapatkan kesempatan langsung mempelajari bagaimana asesmen diri mulai diperkenalkan sejak dini di sebuah sekolah dasar di Belanda pada saat mengikuti sandwich-like program di tahun 2007-2008. Pengalaman ini lah yang menginspirasi nya untuk lebih mendalami bagaimana melatih kemandirian pembelajar di Indonesia yang notabena memiliki karakteristik yang berbeda dengan negara barat.