Perspektif Rwabhineda Tentang Covid-19

Deskripsi Singkat:

Alam beserta isinya, yang bergerak dan yang tidak bergerak ciptaan Tuhan dan menjadi milik dan kekuasaan-Nya. Covid-19 adalah ciptaan yang tidak sempurna. Dalam konteks agama Hindu, Covid-19 hanyalah prakerti (material). Dalam tradisi megalitik, Covid-19 adalah yoni (simbul energi Yin). Prakeri dan yoni tidak mungkin berdiri sendiri, namun kedua-duanya memiliki pasangan yang serasi agar bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas keberadaannya. Bersamaan dengan penciptaan Prakerti, Tuhan juga menciptakan Purusa (jiwanya material). Demikian pula ketika Tuhan menciptakan yoni, Tuhan juga menciptakan lingga (energi Yang). Purusa-Prakerti dan lingga-yoni merupakan konsep Rwabhineda yang diyakini oleh Umat Hindu. Konsep Rwabhineda juga memiliki nilai-nilai universal, yang mengena kehidupan seluruh umat manusia. Oleh karena Covid-19 adalah tidak sempurna menurut perspektif Rwabhineda, maka Tuhan menyediakan sel sebagai purusa atau lingganya. Salah satu sel yang layak juga untuk Covid-19 adalah sel manusia. Dalam hal ini, Covid-19 adalah unsur Butha yang tidak perduli, selnya milik manusia atau milik yang lain. Apabila dia bisa mencapai sel, maka dia berhak berkembang. Di sisi lain, manusia juga memiliki hak penuh untuk menjaga kesehatan selnya. Manusia dan Covid-19 adalah sama-sama ciptaan Tuhan, yang harus berjalan serasi, harmonis, seimbang. Tuhan memberikan peluang yang sama kepada Covid-19 dan Manusia untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sesuai dengan ukurannya, Covid-19 sangat kecil, dia hanya berukuran nano meter = 10-9 meter, yang membuat sulit bagi manusia untuk melawannya. Oleh sebab itu, kata melawan sungguh tidak tepat, tetapi kita harus hidup berdamai bersamanya. Cara-cara yang dapat dilakukan manusia adalah membuat filter agar virus tidak sampai ke sel, atau meningkatkan imun. Jika hak ini dilalaikan, maka keharmonisan kita akan terganggu karena virus telah mengambil peluang untuk berkembang dalam sel kita.

Jadwal Kegiatan: Jumat, 26 Juni 2020

Jam Pelaksanaan: Jam 11.00 – 12.00 wita

 


Prof.Dr. I Wayan Santyasa, M.Si.

Dosen Undiksha


Saya, I Wayan Santyasa, lahir di Nusa Penida 19 Desember 1961, lulus SD Th 1974 dan SMP Th 1977 masing-masing di Nusa Penida, lulus Jurusan IPA SMAN Klungkung Th 1981, lulus S1 Pendidikan Fisika Unud Th 1985, lulus S2 Fisika UGM Th 1994, lulus S3 Teknologi Pembelajaran Pascasarjana Universitas Negeri Malang Th 2004, diangkat menjadi Dosen Fisika FKIP Unud Th 1987, mencapai Profesor tmt 1 Juli 2005 pada bidang Pendidikan Fisika, mencapai Pangkat Pembina Utama Golongan IV/e tmt 1 April 2012. Saya sangat senang dan menekuni riset di bidang Pendidikan Fisika khusunya dan di bidang Teknoogi Pembelajaran umumnya. Sejak Th 2004, saya mengajar Mata Kuliah Pendidikan Agama Hindu. Sejak mengajar Mata Kuliah Pendidikan Agama Hindu, saya merasakan bahwa pemahaman saya sedikit mengalami kemajuan, khususnya dalam pelayanan kepada alam beserta isinya, dan umumnya mengenai pemahaman saya tentang konsep-konsep fisika dan Teknologi Pembelajaran. Dalam konteks pelayanan pada mahasiswa, baik dalam perkuliahan S1, S2, atau S3, demikian pula dalam proses bimbingan skripsi, tesis, atau disertasi, saya selalu mengutamakannya dengan cara yang paling mudah dan komunikasi yang intensif. Sampai saat ini, saya baru punya pengalaman diundang oleh PT luar sebagai penguji tamu dalam ujian disertasi, di antaranya Unud 2 kali, UNY 2 kali, dan Universitas Negeri Malang 7 kali. Atas ijin Tuhan, saya masih punya harapan untuk mengabdi secara formal di Undiksha sampai 19 Desember 2031.