Mengenal Senyawa Bioaktif Capsaisin Pada Cabai Dan Teknik Isolasinya

Deskripsi Singkat:

Capsaicin adalah zat bioaktif pada cabai yang menimbulkan rasa pedas dan panas. Zat ini sering digunakan untuk mengurangi nyeri karena khasiatnya sebagai anti implamasi. Selain untuk mengurangi nyeri, capsaicin juga memiliki beberapa manfaat lain untuk kesehatan. Capsaicin secara alami banyak ditemukan pada biji buah cabai dan paprika. Ekstrak capsaicin banyak digunakan sebagai zat aditif atau bahan tambahan pangan untuk mengawetkan makanan atau memberikan cita rasa pedas pada makanan. Cabai memberikan rasa pedas. Di Bali pedas memang merupakan salah satu komponen enam rasa ( sad rasa). Lalu dalam ilmu Ayurweda yang diyakini di Bali, sad rasa itu adalah manis (madhura), asam (amla), asin (lavana), pahit (tikta), pedas (katu), dan sepat (kashaya). Setiap orang memerlukan keenam rasa ini untuk keseimbangan tri dosha dalam tubuh. Dalam kesempatan ini perlu diuraikan antara lain (1) Selayang Pandang Tanaman Cabai, (2) Pengukuran Kepedasan. (3) Nilai kearifan Lokal cabe. (4) Senyawa Bioaktif pada Cabai dan manfaatnya. (5) Teknik isolasi capsaicin.

Rasa pedas yang timbulkan oleh capsaisin ditentukan pengukurannya dengan skala Skala Scoville, yaitu ukuran tentang pedasnya cabai. Buah dari genus Capsicum (cabai) mengandung capsaicin, suatu bahan kimia yang merangsang ujung saraf penerima pedas di lidah, dan jumlah satuan pedas Scoville (SHU) menunjukkan jumlah capsaicin yang ada. Banyak sambal menggunakan peringkat Scoville mereka dalam iklan sebagai daya jualnya. Jadi cabai manis yang tidak mengandung capsaicin sama sekali, pada skala Scoville nilainya nol. Teknik isolasi senyawa capsaisin dar cabai didahului oleh tahap pesiapan alat dan bahan., isolasi Capasaisin dan identifikasi untuk menentukan benar atau tidak capsaisin yang dihasilkan.

Jadwal Kegiatan: Jumat, 19 Juni 2020

Jam Pelaksanaan: Jam 14.00 – 15.00 wita

 


Dr. I Nyoman Tika, M.Si.

Dosen Undiksha


I Nyoman Tika, lahir 31 Juli 1963, di Klungkung Bali, menempuh pendidikan SD, SMP, SMA di Kota Semarapura Klungkung, kemudian melanjutkan S1 pendidikan KIMIA, FKIP-UNUD Singaraja tahun 1983, dan lulusan Tahun 1988, diterima jadi dosen di Jururan pendidikan Kimia FKIP UNUD tahu 1989 hingga kini, dan melanjutkan pendidikan Pra-S2 tahun 1990 di Jurusan Kimia FMIPA, ITB, selanjunya menyelesaikan S2 dijurusan KIMIA FMIPA ITB tahun 1993, dan S3 di jurusan yang sama tahun 2005. dengan disertasi, " Studi Biokimia Enzim DNA Polimerase termostabil Isolat Lokal. Bidang yang digeluti adalah biokimia/enzimologi dan pemanfaatan enzim termostabil untuk biosensor. serta pembuatan wine dengan kadar nol persen alkohol. Selain mengajar di S1, dan S2 Pancasarjana Undiksha, juga aktif menulis di majalah Raditya, dan di blog kompasiana.com. alamat FB. Ntika.